Pencegahan Makar
Mulai artikel ini Blog I-I akan lebih fair menyebutkan nama Ahok dari pada sebutan cagub tersangka "penista agama" alasannya yakni ybs sudah mulai memperlihatkan kesadaran dan pemahaman situasi yang lebih baik, baca: Ahok Mohon Maaf, Ahok Akui Ucapannya Menyinggung Umat Islam, Ahok Tak Akan Ulangi Bicara Tanpa Mikir dan Singgung Agama Lain. Dari hasil sejumlah wawancara impulsif (tanpa metode akademis) jaringan Blog I-I kepada rakyat menengah bawah di Jakarta, maka perlu disampaikan ralat dari asumsi keadaan Pilkada 2017, bahwa ketika ini potensi gagal Ahok dalam Pilkada DKI tidak lagi 100% gagal, melainkan menjadi 80% gagal, artinya masih ada ruang 20% bagi Ahok untuk sanggup berhasil.
Kurang dari 24 jam Blog I-I memberikan analisa makar dalam artikel Mencegah Kehancuran Indonesia Raya, Kapolri Tito Karnavian mengeluarkan pernyataan wacana potensi makar, dengan pernyataan lengkap Kapolri wacana Demonstrasi 2 Desember dan Agenda Makar. Jaringan Blog I-I dari unsur Polisi dan Intelijen telah berkomunikasi dengan baik sebelum Kapolri mengeluarkan pernyataan yang telah direspon oleh sebagian kalangan politisi dan pengamat baik yang bernada pro maupun kontra.
Dalam kaitan wacana potensi makar tersebut, pemerintah sangat serius dan apa yang Blog I-I sampaikan dalam artikel Mencegah Kehancuran Indonesia Raya yakni sangat serius, namun tentunya fakta-fakta dan indikasi yang merupakan informasi intelijen dengan sangat berat hati tidak sanggup disampaikan kepada para pembaca sobat Blog I-I. Mengapa demikian? Karena pengungkapan fakta dalam Blog I-I akan merusak operasi intelijen dan aktivitas Polisi dalam mencegah upaya-upaya pemufakatan jahat menjatuhkan Presiden Jokowi sebelum 2019. Selain itu, apabila pihak-pihak yang sedang bermain api tersebut tetap nekat, tentunya fakta-fakta yang terkumpul di Polisi dan Intelijen akan dipergunakan untuk proses aturan yang tegas, sehingga Blog I-I benar-benar tidak ada hak sama sekali dalam mengungkapkan fakta-fakta tersebut.
Apakah hal ini kembali memperkeruh suasana politik nasional? Apakah Kapolri bicara sembarangan? Tidak, kami jaringan Blog I-I memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh Kapolri yakni serius dan benar adanya. Jaringan kami telah usang berada di dalam bundar pihak-pihak yang berupaya mendorong terjadinya pusaran bundar konflik dengan memanfaatkan masalah Ahok baik dipihak yang mengatasnamakan pembelaan terhadap Islam maupun yang memprovokasi umat Islam. Walaupun ada Puppet Master musuh bangsa Indonesia yang ingin memecah belah, namun ma'af kami telah beberapa langkah lebih maju dan upaya anda akan gagal di bumi tercinta Indonesia Raya. Lebih dalam lagi, kami juga sudah mengetahui beberapa pihak yang menampilkan muka imut-imut tidak bersalah di hadapan Presiden bahkan seolah membantu Presiden, namun di belakang juga menggerakan beberapa elemen masyarakat memanfaatkan masalah Ahok. Berbagai tujuan politik dari para pihak yang bermain sanggup dipahami dan sangat sederhana dan tentunya Presiden juga telah memaklumi.
Saran Blog I-I kepada pihak-pihak yang tetap berpikir bahwa makar itu mungkin dilakukan, sebaiknya segera diurungkan. Berpikirlah dengan hati yang hening dan pandanglah wajah anak dan cucu kita generasi penerus yang mengharapkan perbaikan dan kemajuan Indonesia Raya. Lihatlah betapa proyek-proyek besar yang kita saksikan sehari-hari di jalan raya, di sumber energi, dan pengelolaan kekayaan alam yang lebih adil sanggup terganggu sehingga masa depan mereka akan terganggu. Seandainya terjadi konflik besar, mereka yang ketika ini sedang tumbuh kembang dari usia bayi dan kanak-kanak akan mengalami kesengsaraan yang lebih panjang. Mereka sanggup menjadi generasi konflik, dan sekali konflik bergulir sanggup menjadi bundar kekerasan yang sulit diputus.
Kepada anda politisi dan pengamat yang mewaspadai pernyataan Kapolri, bahkan menuduh Kapolri memperkeruh keadaan. Cobalah sedikit menarik diri dari pokok duduk masalah kemudian lihatlah kembali duduk masalah yang berkembang dan pahami maksud tujuan dari pernyataan Kapolri. Mengapa belakangan ini suasana sensitif yang diiringi dengan sikap tantangan buka-bukaan dalam mencermati suatu masalah menjadi demikian dominan? Tidak jarang Blog I-I, Intelijen Resmi, dan Polisi mempunyai kebijakan demi melindungi kepentingan yang lebih besar mendorong semoga penyelesaian suatu masalah sanggup ditempuh tanpa konflik terbuka. Misalnya dalam analisa Blog I-I wacana makar terhadap Presiden Jokowi, mengapa anda menghendaki Blog I-I menyebutkan nama aktor? Apakah hal itu menuntaskan masalah? Meskipun telah ada rekaman tapping komunikasi dan rapat-rapat yang dibocorkan dari dalam lingkungan para pihak yang menghendaki makar, apakah hal itu cukup untuk mencegah konflik besar? Masalahnya buka masalah kriminal biasa yang sanggup diselesaikan oleh hukum. Melainkan fakta bahwa masa depan politik, sosial dan ekonomi nasional menjadi taruhannya, sehingga penyelesaiannya juga melalui upaya penyadaran, sehingga tidak perlu buka-bukaan. Akan lebih santun dan siapapun kita sesama anak bangsa sanggup terus berdemokrasi dengan baik tanpa saling membuka aib.
Ingat, kita berdemokrasi gres 18 tahun, relatif masih muda dan masih berada dalam tahapan remaja menuju dewasa, dimana konsolidasi demokrasi dan pemantapan sendir-sendi demokrasi masih memerlukan kerja keras kita semua. Sehingga pilihan terbaik dalam mencegah terjadinya konflik yang lebih besar yakni menutupi malu (termasuk diduga pemain film makar), saling menghormati, dan saling memaafkan. Kemarahan, kebencian dan sikap berbeda masuk akal terjadi dalam dunia politik, namun demi masa depan Indonesia yang lebih baik, jangan biarkan terjadi lagi periode krisis yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Harga sebuah krisis singkat sekalipun yakni sangat mahal dalam menghambat kemajuan generasi penerus Indonesia Raya.
Kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala BIN, jaringan Blog I-I secara serius menghimbau pemanfaatan teknologi kamera dengan sebaik-baiknya dan maksimal. Hal itu sanggup dengan pemasangan kamera yang lebih banyak dititik-titik strategis maupun yang sifatnya mobile (bergerak) guna menyeleksi penangkapan kepada para penyusup profesional yang ingin membuat kekacauan. Kelemahan rencana operasi makar memanfaatkan gerakan massa menyerupai demonstrasi yakni bahwa para pemain film penyusup mau tidak mau akan turun guna menjalankan peranannya. Apabila Panglima Tentara Nasional Indonesia ingin mengerahkan prajurit tangan kosong, ada baiknya dibuat satuan kiprah yang juga merekam banyak sekali dinamika massa dan lakukan perekaman wajah satu per satu kepada mereka yang bergerak mencurigakan. Kepala BIN juga sanggup mengerahkan drone dengan kamera yang berputar-putar serta menurunkan tim monitoring dengan kamera video merekam seluruh angle peristiwa. Akan lebih efektif bahwasanya dengan pemasangan kamera monitoring statis 180 atau 360 derajat di titik strategis, sementara yang mobile dilakukan secara masuk akal saja. Atau apabila sudah mempunyai teknologi kamera tersembunyi di pakaian dengan kualitas tinggi, hal ini yakni yang sempurna. Penangkapan penyusup tidak harus terjadi ketika kejadian, melainkan paska kejadian dengan bukti rekaman. Misalnya penyusup-penyusup yang melaksanakan pembakaran atau yang menggerakkan massa untuk melaksanakan tindakan anarkis. Paska kejadian seluruh penyusup tersebut pribadi masuk DPO dan apabila tertangkap sesuai aturan sanggup diproses secara adil dengan bahaya eksekusi yang cukup besar sesuai aturan yang berlaku yakni diatas lima tahun alasannya yakni melawan petugas. Polri, TNI, Intelijen bersatu berkoordinasi secara profesional dengan menghormati prinsip demokrasi mengamankan perjalanan bangsa dan negara, serta menawarkan rasa kondusif kepada masyarakat.
Apabila pihak-pihak yang nekat memaksakan jadwal maka tetap terus dijalankan, maka hal yang perlu dilakukan yakni minimalisasi kemungkinan jatuhnya korban. Monitoring serius kepada penyusup pemicu kerusuhan harus lebih serius dan teliti lagi, termasuk berkomunikasi dengan koordinator-koordinator demonstrasi yang jikalau mendapati orang yang abnormal berperilaku mencurigakan, maka sanggup pribadi ditangkap. Selain itu juga, menurut informasi intelijen, ciri-ciri calon penyusup tersebut juga harus disebarluaskan kepada seluruh anggota baik 18 ribu kekuatan Polisi, maupun dari Tentara Nasional Indonesia dan Intelijen.
Apakah hal ini memprovokasi? Bukan, hal ini merupakan pertolongan kepada kepentingan yang lebih besar yakni keselamatan bangsa Indonesia dan keamanan rakyat Indonesia dari gangguan keamanan.
Kepada FPI dan kawan-kawan, sekali lagi Blog I-I menghimbau untuk menunggu proses aturan tersangka Ahok hingga pengadilan. Demonstrasi tanggal 2 Desember kurang efektif dari sisi momentum, alasannya yakni belum akan perkembangan yang signifikan selain kerja keras Polisi dalam penyelesaian pemberkasan untuk disampaikan kepada Kejaksaan. Sabarlah sedikit, dan tetap ikuti perkembangan proses aturan tersebut. Penyampaian aspirasi berupa tuntutan penahanan terhadap tersangka Ahok akan menawarkan kesan FPI ingin mendikte kerjaan Polisi, berikanlah kepercayaan setidaknya selama 3 ahad sesuai janji Kapolri. Apabila Polisi terbukti main-main dengan masalah Ahok ini, maka Blog I-I pun akan bergerak alasannya yakni berarti Pemerintah tidak sungguh-sungguh. Mengapa Blog I-I merasa perlu bergerak, tidak lain alasannya yakni sikap main-main Polisi itulah yang sanggup mengakibatkan kehancuran Indonesia Raya.
Kepada panitia Bhinneka Tunggal Ika dan banyak sekali propaganda Kebhinnekaan dan Persatuan, Damai dan lain-lain, pesan anda sudah cukup. Tidak perlu melaksanakan propaganda tandingan, dan siapapun di belakang anda Blog I-I sudah tahu persis, dan percuma membohongi publik dengan memanfaatkan informasi media massa. Hentikan semoga tercipta keheningan dan kesadaran wacana jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Akhir kata, tentunya sebagai bangsa yang beragama kita tetap harus mendo'akan hal-hal yang baik dalam perjalangan bangsa Indonesia.
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Sumber https://intelindonesia.blogspot.com
Kurang dari 24 jam Blog I-I memberikan analisa makar dalam artikel Mencegah Kehancuran Indonesia Raya, Kapolri Tito Karnavian mengeluarkan pernyataan wacana potensi makar, dengan pernyataan lengkap Kapolri wacana Demonstrasi 2 Desember dan Agenda Makar. Jaringan Blog I-I dari unsur Polisi dan Intelijen telah berkomunikasi dengan baik sebelum Kapolri mengeluarkan pernyataan yang telah direspon oleh sebagian kalangan politisi dan pengamat baik yang bernada pro maupun kontra.
Dalam kaitan wacana potensi makar tersebut, pemerintah sangat serius dan apa yang Blog I-I sampaikan dalam artikel Mencegah Kehancuran Indonesia Raya yakni sangat serius, namun tentunya fakta-fakta dan indikasi yang merupakan informasi intelijen dengan sangat berat hati tidak sanggup disampaikan kepada para pembaca sobat Blog I-I. Mengapa demikian? Karena pengungkapan fakta dalam Blog I-I akan merusak operasi intelijen dan aktivitas Polisi dalam mencegah upaya-upaya pemufakatan jahat menjatuhkan Presiden Jokowi sebelum 2019. Selain itu, apabila pihak-pihak yang sedang bermain api tersebut tetap nekat, tentunya fakta-fakta yang terkumpul di Polisi dan Intelijen akan dipergunakan untuk proses aturan yang tegas, sehingga Blog I-I benar-benar tidak ada hak sama sekali dalam mengungkapkan fakta-fakta tersebut.
Apakah hal ini kembali memperkeruh suasana politik nasional? Apakah Kapolri bicara sembarangan? Tidak, kami jaringan Blog I-I memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh Kapolri yakni serius dan benar adanya. Jaringan kami telah usang berada di dalam bundar pihak-pihak yang berupaya mendorong terjadinya pusaran bundar konflik dengan memanfaatkan masalah Ahok baik dipihak yang mengatasnamakan pembelaan terhadap Islam maupun yang memprovokasi umat Islam. Walaupun ada Puppet Master musuh bangsa Indonesia yang ingin memecah belah, namun ma'af kami telah beberapa langkah lebih maju dan upaya anda akan gagal di bumi tercinta Indonesia Raya. Lebih dalam lagi, kami juga sudah mengetahui beberapa pihak yang menampilkan muka imut-imut tidak bersalah di hadapan Presiden bahkan seolah membantu Presiden, namun di belakang juga menggerakan beberapa elemen masyarakat memanfaatkan masalah Ahok. Berbagai tujuan politik dari para pihak yang bermain sanggup dipahami dan sangat sederhana dan tentunya Presiden juga telah memaklumi.
Saran Blog I-I kepada pihak-pihak yang tetap berpikir bahwa makar itu mungkin dilakukan, sebaiknya segera diurungkan. Berpikirlah dengan hati yang hening dan pandanglah wajah anak dan cucu kita generasi penerus yang mengharapkan perbaikan dan kemajuan Indonesia Raya. Lihatlah betapa proyek-proyek besar yang kita saksikan sehari-hari di jalan raya, di sumber energi, dan pengelolaan kekayaan alam yang lebih adil sanggup terganggu sehingga masa depan mereka akan terganggu. Seandainya terjadi konflik besar, mereka yang ketika ini sedang tumbuh kembang dari usia bayi dan kanak-kanak akan mengalami kesengsaraan yang lebih panjang. Mereka sanggup menjadi generasi konflik, dan sekali konflik bergulir sanggup menjadi bundar kekerasan yang sulit diputus.
Kepada anda politisi dan pengamat yang mewaspadai pernyataan Kapolri, bahkan menuduh Kapolri memperkeruh keadaan. Cobalah sedikit menarik diri dari pokok duduk masalah kemudian lihatlah kembali duduk masalah yang berkembang dan pahami maksud tujuan dari pernyataan Kapolri. Mengapa belakangan ini suasana sensitif yang diiringi dengan sikap tantangan buka-bukaan dalam mencermati suatu masalah menjadi demikian dominan? Tidak jarang Blog I-I, Intelijen Resmi, dan Polisi mempunyai kebijakan demi melindungi kepentingan yang lebih besar mendorong semoga penyelesaian suatu masalah sanggup ditempuh tanpa konflik terbuka. Misalnya dalam analisa Blog I-I wacana makar terhadap Presiden Jokowi, mengapa anda menghendaki Blog I-I menyebutkan nama aktor? Apakah hal itu menuntaskan masalah? Meskipun telah ada rekaman tapping komunikasi dan rapat-rapat yang dibocorkan dari dalam lingkungan para pihak yang menghendaki makar, apakah hal itu cukup untuk mencegah konflik besar? Masalahnya buka masalah kriminal biasa yang sanggup diselesaikan oleh hukum. Melainkan fakta bahwa masa depan politik, sosial dan ekonomi nasional menjadi taruhannya, sehingga penyelesaiannya juga melalui upaya penyadaran, sehingga tidak perlu buka-bukaan. Akan lebih santun dan siapapun kita sesama anak bangsa sanggup terus berdemokrasi dengan baik tanpa saling membuka aib.
Ingat, kita berdemokrasi gres 18 tahun, relatif masih muda dan masih berada dalam tahapan remaja menuju dewasa, dimana konsolidasi demokrasi dan pemantapan sendir-sendi demokrasi masih memerlukan kerja keras kita semua. Sehingga pilihan terbaik dalam mencegah terjadinya konflik yang lebih besar yakni menutupi malu (termasuk diduga pemain film makar), saling menghormati, dan saling memaafkan. Kemarahan, kebencian dan sikap berbeda masuk akal terjadi dalam dunia politik, namun demi masa depan Indonesia yang lebih baik, jangan biarkan terjadi lagi periode krisis yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Harga sebuah krisis singkat sekalipun yakni sangat mahal dalam menghambat kemajuan generasi penerus Indonesia Raya.
Kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala BIN, jaringan Blog I-I secara serius menghimbau pemanfaatan teknologi kamera dengan sebaik-baiknya dan maksimal. Hal itu sanggup dengan pemasangan kamera yang lebih banyak dititik-titik strategis maupun yang sifatnya mobile (bergerak) guna menyeleksi penangkapan kepada para penyusup profesional yang ingin membuat kekacauan. Kelemahan rencana operasi makar memanfaatkan gerakan massa menyerupai demonstrasi yakni bahwa para pemain film penyusup mau tidak mau akan turun guna menjalankan peranannya. Apabila Panglima Tentara Nasional Indonesia ingin mengerahkan prajurit tangan kosong, ada baiknya dibuat satuan kiprah yang juga merekam banyak sekali dinamika massa dan lakukan perekaman wajah satu per satu kepada mereka yang bergerak mencurigakan. Kepala BIN juga sanggup mengerahkan drone dengan kamera yang berputar-putar serta menurunkan tim monitoring dengan kamera video merekam seluruh angle peristiwa. Akan lebih efektif bahwasanya dengan pemasangan kamera monitoring statis 180 atau 360 derajat di titik strategis, sementara yang mobile dilakukan secara masuk akal saja. Atau apabila sudah mempunyai teknologi kamera tersembunyi di pakaian dengan kualitas tinggi, hal ini yakni yang sempurna. Penangkapan penyusup tidak harus terjadi ketika kejadian, melainkan paska kejadian dengan bukti rekaman. Misalnya penyusup-penyusup yang melaksanakan pembakaran atau yang menggerakkan massa untuk melaksanakan tindakan anarkis. Paska kejadian seluruh penyusup tersebut pribadi masuk DPO dan apabila tertangkap sesuai aturan sanggup diproses secara adil dengan bahaya eksekusi yang cukup besar sesuai aturan yang berlaku yakni diatas lima tahun alasannya yakni melawan petugas. Polri, TNI, Intelijen bersatu berkoordinasi secara profesional dengan menghormati prinsip demokrasi mengamankan perjalanan bangsa dan negara, serta menawarkan rasa kondusif kepada masyarakat.
Apabila pihak-pihak yang nekat memaksakan jadwal maka tetap terus dijalankan, maka hal yang perlu dilakukan yakni minimalisasi kemungkinan jatuhnya korban. Monitoring serius kepada penyusup pemicu kerusuhan harus lebih serius dan teliti lagi, termasuk berkomunikasi dengan koordinator-koordinator demonstrasi yang jikalau mendapati orang yang abnormal berperilaku mencurigakan, maka sanggup pribadi ditangkap. Selain itu juga, menurut informasi intelijen, ciri-ciri calon penyusup tersebut juga harus disebarluaskan kepada seluruh anggota baik 18 ribu kekuatan Polisi, maupun dari Tentara Nasional Indonesia dan Intelijen.
Apakah hal ini memprovokasi? Bukan, hal ini merupakan pertolongan kepada kepentingan yang lebih besar yakni keselamatan bangsa Indonesia dan keamanan rakyat Indonesia dari gangguan keamanan.
Kepada FPI dan kawan-kawan, sekali lagi Blog I-I menghimbau untuk menunggu proses aturan tersangka Ahok hingga pengadilan. Demonstrasi tanggal 2 Desember kurang efektif dari sisi momentum, alasannya yakni belum akan perkembangan yang signifikan selain kerja keras Polisi dalam penyelesaian pemberkasan untuk disampaikan kepada Kejaksaan. Sabarlah sedikit, dan tetap ikuti perkembangan proses aturan tersebut. Penyampaian aspirasi berupa tuntutan penahanan terhadap tersangka Ahok akan menawarkan kesan FPI ingin mendikte kerjaan Polisi, berikanlah kepercayaan setidaknya selama 3 ahad sesuai janji Kapolri. Apabila Polisi terbukti main-main dengan masalah Ahok ini, maka Blog I-I pun akan bergerak alasannya yakni berarti Pemerintah tidak sungguh-sungguh. Mengapa Blog I-I merasa perlu bergerak, tidak lain alasannya yakni sikap main-main Polisi itulah yang sanggup mengakibatkan kehancuran Indonesia Raya.
Kepada panitia Bhinneka Tunggal Ika dan banyak sekali propaganda Kebhinnekaan dan Persatuan, Damai dan lain-lain, pesan anda sudah cukup. Tidak perlu melaksanakan propaganda tandingan, dan siapapun di belakang anda Blog I-I sudah tahu persis, dan percuma membohongi publik dengan memanfaatkan informasi media massa. Hentikan semoga tercipta keheningan dan kesadaran wacana jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Akhir kata, tentunya sebagai bangsa yang beragama kita tetap harus mendo'akan hal-hal yang baik dalam perjalangan bangsa Indonesia.
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Sumber https://intelindonesia.blogspot.com
0 Response to "Pencegahan Makar"
Posting Komentar