Serial Berguru Singkat Intelijen: Desepsi Atau Penyesatan

Penyesatan merupakan aktivitas atau tindakan yang dirancang secara khusus untuk menyesatkan pihak lawan (negara asing, organisasi, individu) melalui manipulasi, distorsi informasi, pemalsuan barang bukti, untuk menyuntikan reaksi-reaksi yang didorong oleh prasangka sesuai dengan kemauan atau kepentingan kita.

Setidaknya ada tiga alasan mengapa intelijen melaksanakan desepsi. 
  1. Untuk mengalihkan perhatian lawan dan mengakibatkan konsentrasi lawan pada kawasan dan problem yang keliru.
  2. Untuk mendorong pihak lawan melanggar prinsip-prinsip dasar power, dimana lawan akan menghabiskan tenaga untuk hal-hal yang tidak perlu.
  3. Untuk menawarkan kejutan kepada lawan dengan membuat situasi yang kemudian mengakibatkan lawan tidak atau kurang waspada dan tidak siap menghadapi pendadakan.
Dalam berguru singkat intelijen, saya sengaja tidak akan mengungkapkan pelajaran-pelajaran super belakang layar alasannya hal itu akan melanggar budpekerti profesional dimana suatu ilmu walaupun netral namun tidak sanggup secara sembarangan disebarluaskan kepada publik. Adapun pelajaran desepsi ini sebetulnya sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Sebagai contoh, saat kurang berhasil dalam pelajaran di sekolah seringkali kita termakan untuk melaksanakan desepsi kepada lingkungan guna mengalihkan pembicaraan dari soal prestasi kepada soal lain. Di Indonesia aktivitas desepsi telalu banyak, hal ini baik di kurun sistem politik otoriter-militeristik maupun di kurun keterbukaan dan demokrasi. Produk-produk tertulis berupa buku, majalah, koran dll juga sering memuat desepsi baik disadari maupun tidak. Pilihan-pilihan kata yang kasatmata terhadap salah satu calon Presiden dan labelling calon Presiden yang lain dengan asosiasi tertentu juga merupakan salah bentuk desepsi yang tujuan sesungguhnya sudah sanggup ditebak oleh publik.

Namun alasannya publik cenderung malas untuk memilah dan meneliti informasi, maka hal pertama tertangkap oleh benaknya yaitu yang gampang diingat.

Contoh lain desepsi yaitu iklan-iklan yang sering kita lihat di billboard, TV maupun media lainnya. Meskipun tidak 100% bohong, namun didalamnya mengandung desepsi yang sanggup membuat kita menginginkan barang yang diiklankan.

Contoh-contoh tersebut sebetulnya kurang sempurna alasannya tidak memenuhi definisi lawan dalam dunia politik antar negara. Contoh dari sejarah perang dunia yaitu penggunaan dummy tank dalam Perang Dunia II yang dipelopori oleh Inggris. Teknik desepsi militer ini kemudian dipergunakan baik oleh Sekutu maupun Kekuatan Poros Jerman, Jepang, Italia. Kisah perang yang paling populer tentunya yaitu  perang di Pantai Normandy, dimana peranan intelijen dan konter-intelijen sangat vital dan operasi desepsi menjadi salah satu kunci kemenangan Sekutu. Operasi Desepsi yang dikembangkan oleh Sekutu tersebut diberi arahan Operation Fortitude.

Serial berguru singkat intelijen ini hanya untuk merangsang sahabat Blog I-I biar mempunyai pemahaman dasar yang penting dalam menjalani aktivitas baik yang berada di dunia intelijen, militer dan keamanan maupun yang tidak. Karena pengetahuan dasar ini sifatnya logis baik dalam level taktis maupun strategis, dimana juga akan bermanfaat dalam memahami lingkungan kerja, dunia politik, dunia ekonomi, dll.

Namun untuk menguasai salah satu skill intelijen yang nampak sederhana ini tidak cukup hanya dengan membaca Blog I-I yang mencoba menampilkan instisarinya. Sahabat Blog I-I perlu memacu diri untuk ulet dan rajin membaca buku-buku pelajaran intelijen dan sejarah. 

Salam Intelijen
Senopati Wirang 




Sumber https://intelindonesia.blogspot.com

0 Response to "Serial Berguru Singkat Intelijen: Desepsi Atau Penyesatan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel