Serial Berguru Singkat Intelijen: Rumor, Gosip, Desas-Desus, Kabar Angin
Tahukah sahabat Blog I-I bahwa kalangan intelijen mempelajari secara khusus bagaimana mengawali, mengelola dan mengakhiri suatu gosip, desas-desus atau kabar angin?
Sumber https://intelindonesia.blogspot.com
Desas-desus atau rumor ialah sebuah teknik yang sangat penting yang bahkan vital dalam suatu peperangan. Bagi sahabat Blog I-I penggemar kisah Mahabharata dan Perang Bharatayuddha niscaya ingat kisah maut Drona. Resi Drona sebab terkena siasat para Pandawa yang "berbohong" atau mengembangkan desas-desus bahwa Aswatama telah gugur, tetapi yang dimaksud ialah bukan Aswatama manusia, melainkan seekor gajah yang berjulukan Hestitama, namun terdengar ibarat Aswatama. Ketika Drona menanyakan kabar angin tersebut kepada Yudhistira yang populer tidak pernah berbohong. Yudhistira hanya berkata "Aswatama mati", dan bergotong-royong Yudhistira tidak "sepenuhnya" berbohong sebab beliau berkata kepada Drona bahwa Aswatama mati, entah itu gajah ataukah insan ("naro va, kunjaro va --entah gajah atau manusia). Namun Drona terlanjur percaya dan menterjemahkan anak tersayangnya telah gugur yang membuatnya lemas kehilangan semangat hidup dan kesudahannya terbunuh dalam peperangan ditangan Drestadyumna.
Dalam peperangan, penggunaan teknik kabar angin tersebut seringkali memilih kemenangan. Hal inilah yang menyebabkan dunia intelijen mengembangkan pembinaan khusus pengembangan rumot/kabar angin tersebut untuk kepentingan nasional. Meskipun demikian, sahabat Blog I-I harus paham bahwa teknik yang dikembangkan di dunia intelijen bukan teknik fitnah-memfitnah tanpa dasar yang bertujuan menjerumuskan seseorang atau kelompok dalam pertarungan politik. Intelijen mempunyai standar moral yang tinggi dimana landasanya ialah keselamatan bangsa sebagaimana kebohongan Pandawa terhadap Resi Drona.
Standar moral intelijen menyebabkan penggunaan rumor hanya sebagai faktor pendukung terhadap situasi konflik dihadapi suatu negara. Sangat jarang sebuah rumor sanggup merubah secara total suatu keadaan yang seluruhnya menjadi nyata menguntungkan pengembang rumor. Fungsi rumor ialah untuk menegaskan atau mengkonfirmasi suatu kecurigaan atau keyakinan yang telah berkembang di masyarakat. Tujuannya untuk membuat suasana yang mengarah pada rasa takut lawan, kebencian, sakit hati, keputusasaan, atau impian .
Dari klarifikasi diatas, sanggup disingkat: rumor ialah suatu kisah bohong yang masuk nalar yang dikembangkan dalam suatu sirkulaasi komunikasi dan arus informasi yang bertujuan mencelakakan atau merusak gambaran sasaran baik individu, kelompok maupun negara. Sebuah rumor yang "baik" (bukan baik secara moral melainkan secara teknik) ialah meskipun salah atau kurang tepat, namun masuk akal, sederhana, sesuai dengan tujuan, jelas, menggiring pada suatu keyakinan tertentu, kongkrit dan tepat.
Cukup sulit untuk membuat rumor yang baik tersebut. Namun apabila mempunyai separuh saja karekater dari rumor yang baik. Pelemparan rumor tersebut sanggup menjadi suatu cipta kondisi yang efektif yang lalu efeknya diperbesar oleh media dan kesudahannya sanggup diterima publik atau membuat kebingungan publik.
Semoga pembelajaran perihal salah satu dari ribuan teknik intelijen ini sanggup mencerdaskan rakyat Indonesia untuk semakin sensitif dan kritis dalam meneliti setiap informasi, propaganda, informasi yang berkembang di masyarakat baik dari ekspresi ke ekspresi maupun di media massa.
Semoga bermanfaat,
SW
0 Response to "Serial Berguru Singkat Intelijen: Rumor, Gosip, Desas-Desus, Kabar Angin"
Posting Komentar