Restrukturisasi Intelijen Australia
Komunitas Intelijen Australia dalam Koordinasi O N I |
Membahas restrukturisasi Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi kurang menarik lantaran dengan organisasi yang semakin gendut belakangan ini justru membingungkan fokus operasi BIN di masa mendatang akan menyerupai apa. Penambahan Deputi Siber BIN mungkin sempurna dalam mengantisipasi bahaya di dunia siber, namun dengan sudah berdirinya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menurut Perpres No.53 Tahun 2017 ihwal BSSN maka Deputi Siber BIN hanya akan menjadi pemborosan. Blog I-I berani memperkirakan bahwa kinerja BIN akan semakin melorot tidak fokus dan boros anggaran.
Marilah kita tinggalkan sorotan terhadap BIN, dan perhatikan bagaimana restrukturisasi forum intelijen di Australia yang gres terjadi sesudah puluhan tahun tidak melaksanakan restrukturisasi yang berarti. Restrukturisasi forum intelijen Australia terakhir terjadi pada masa 1960-an dan 1970-an.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull pada 18 Juli 2017 mengumumkan pembentukan Office of National Intelligence (ONI) dibawah Kementerian Dalam Negeri untuk mengkombinasikan kekuatan dari banyak sekali forum intelijen di Australia. Seperti diberitakan di media Australia, model ONI tersebut mengikuti model Kementerian Dalam Negeri Inggris dan tidak mengikuti pola Department of Homeland Security di AS.
Pembentukan ONI tersebut dinyatakan oleh PM Turnbull sebagai upaya merespon dinamikan bahaya yang berubah cepat dan kompleks.
Singkatnya pembentukan ONI tidak akan mengurangi otoritas forum keamanan dalam negeri yang sudah ada, melainkan mengintegrasikan arus informasi dan koordinasi serta operasi sejumlah forum keamanan dalam negeri menyerupai ASIO (Australian Security Intelligence Organization), the Australian Federal Police, the Australian Border Force, the Australian Criminal Intelligence Commission, the Australian Transaction Reports and Analysis Centre or AUSTRAC and the office of transport security dalam bentuk koordinasi dekat dimana semua memperlihatkan laporan kepada Mendagri Australia.
ONI yang akan dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal akan memusatkan kendali organisasi intelijen dan keamanan di Australia.
Analisa Blog I-I terhadap ONI
Pelajaran terbaik dari sejumlah restrukturisasi forum intelijen di banyak sekali negara di dunia yaitu fokus kepada dinamika bahaya yang semakin kompleks, asumsi strategis masa depan, dan efektifitas kerja forum intelijen dalam mendeteksi dan mencegah bahaya keamanan secara kongkrit.
Persoalan klasik dari keberadaan lembaga-lembaga keamanan yang terpisah-pisah yaitu arus informasi yang juga terkotak-kotak dan persaingan antar forum dalam mencapai prestasi kerja. Perkembangan geopolitik, konflik, bahaya ekternal dan internal, serta dinamika kejahatan lintas negara yang semakin kompleks tidak sanggup menjamin masa depan keamanan dalam negeri Australia dari ancaman-ancaman yang pribadi membidik negara dan masyarakat Australia di dalam wilayah kedaulatannya. Itulah sebabnya ONI akan fokus dalam integrasi sistem keamanan nasional Australia guna menghindari terjadinya kelengahan atau kecolongan lantaran lemahnya koordinasi.
Restrukturisasi besar dan kongkrit serta sanggup segera mempersiapkan sistem operasi yang lebih efektif, sharing informasi yang lebih cepat, serta penguatan otoritas intelijen dalam melaksanakan tugasnya sesuai peraturan yang berlaku.
ONI dalam kerangka besarnya juga akan mengkoordinasikan intelijen dalam negeri ASIO, intelijen luar negeri the Australian Secret Intelligence Service (ASIS), intelijen surveillance elektronik the Australian Signals Directorate (ASD), intelijen militer the military’s Defence Intelligence Organisation (DIO). intelijen geospasial the Australian Geospatial-Intelligence Organisation (AGO), the police-linked Australian Criminal Intelligence Commission (ACIC), intelijen transaksi keuangan the Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC), Australian Government Security Vetting Agency, the Australian Cyber Security Centre, serta the intelligence arms of the Federal Police, Border Force and immigration department. Sebuah koordinasi yang sangat besar yang hampir tidak mungkin sanggup dilakukan Indonesia walaupun jumlah forum keamanan dan intelijennya lebih sedikit.
Fungsi ONI yang akan pribadi efektif sepertinya lebih kepada operasi keamanan dalam negeri, sementara fungsi koordinasi masih harus melihat perkembangan ke depan apakah akan berfungsi baik ataukah tidak. Namun setidaknya power yang besar yang disandang ONI bukan saja memungkinkan ONI untuk menyusun laporan yang komprehensif menurut masukan dari seluruh forum keamanan dan intelijen Australia, melainkan juga dalam hal penyusunan taktik dan arah kebijakan intelijen yang lebih solid.
Pelajaran berharga dari restrukturisasi intelijen Australia
Semangat restrukturisasi forum intelijen di Australia berada pada level nasional lintas forum dan efektifitas kerja. Sementara restrukturisai forum intelijen di Indonesia masih sangat sektoral, internal forum masing-masing dan cenderung mengarah kepada semakin lemahnya sharing informasi intelijen dan operasi bersama.
Perhatikan bagaimana sesudah 40-an tahun Australia gres menempuh restrukturisasi besar. Selama kurun waktu 40 tahun tersebut tentu saja secara internal masing-masing forum intelijen di Australia juga melaksanakan sejumlah restrukturisasi internal yang tidak menjadi konsumsi publik. Restrukturisasi organisasi pada hakikatnya hanya satu tujuannya yakni peningkatan kapabiltas organisasi yang berdampak kepada kualitas laporan intelijen.
Peningkatan kapabilitas tersebut ada yang sifatnya penajaman yang fokus kepada fungsi tertentu dan ada yang sifatnya ekspansi jangkauan operasi. Bila diperhatikan restrukturisasi yang terjadi pada BIN contohnya yaitu lebih kepada ekspansi jangkauan operasi dan bukan penajaman fungsi tertentu. Sementara pada level nasional muncul ide-ide pembentukan forum gres menyerupai BSSN dan BNPT yang mana bukan mempererat kerjasama dan meningkatkan sharing informasi, melainkan main sendiri-sendiri, sehingga tidak mengherankan jikalau BIN membentuk Deputi Siber lantaran hampir sanggup dipastikan BSSN akan sulit mengembangkan informasi atas nama kompartementasi atau semata-mata lantaran persaingan belaka. Menyedihkan bukan?
Di ketika banyak sekali negara mendorong intergrasi sistem intelijen nasional, Indonesia tak kunjung bergerak menuju kepada integrasi sistem intelijen nasionalnya, malahan justru semakin mengarah kepada disintegrasi. Contoh paling kasatmata dari sistem intelijen nasional yang kurang berjalan baik yaitu Koordinasi Intelijen Negara dalam bentuk Komite Intelijen Pusat (KOMINPUS) dan Komite Intelijen Daerah (KOMINDA) menurut Perpres No.67 Tahun 2013. KOMINDA dalam pantauan Blog I-I berjalan jauh lebih baik daripada KOMINPUS yang nyaris tidak efektif lantaran keengganan sharing informasi dari anggota-anggotanya.
Secara aturan hukum, koordinasi intelijen secara nasional di Indonesia berada di tangan BIN, namun pelaksanaannya tidak gampang lantaran tidak ada kewajiban lembaga-lembaga yang mempunyai fungsi intelijen untuk melapor kepada Kepala BIN. Seharusnya BIN tidak perlu mempergendut organisasinya demi ekspansi sumber informasi, melainkan memperkuat fungsi koordinasi contohnya melalui revisi UU Intelijen Negara atau Perpres yang mewajibkan lembaga-lembaga yang mempunyai fungsi intelijen untuk memberikan laporan kepada Kepala BIN. Andaipun sudah ada aturan kewajiban melaporkan kepada BIN, masih belum ada jaminan bahwa dalam pelaksanaannya akan lancar lantaran duduk perkara struktural, budaya, dan ego sektoral. Misalnya contoh, keluhan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu soal tidak mendapatkan laporan intelijen dari BAIS Tentara Nasional Indonesia yang berada dibawah Mabes Tentara Nasional Indonesia da hanya melapor kepada Panglima.
Selama Indonesia gagal membuat sistem intelijen nasional yang lebih terintergrasi dan sharing informasi yang lebih lancar, maka kita akan terus menyaksikan persaingan-persaingan antar forum intelijen, ego sektoral, serta kurang efektifnya intelijen Indonesia dalam mendeteksi dan merespon ancaman.
Bertahun-tahun komunitas Blog I-I mendorong perubahan sistem intelijen nasional yang lebih profesional dan fokus kepada fungsi intelijen untuk keamanan nasional. Namun sepertinya kita masih akan menyaksikan masa depan intelijen Indonesia yang terkotak-kotak. Hanya do'a dan semangat membangun Intelijen yang profesional yang sanggup mengingatkan generasi muda intelijen, biar suatu ketika nanti sanggup mengubahnya menjadi lebih baik.
Salam Intelijen
Dharma Bhakti
Sumber https://intelindonesia.blogspot.com
0 Response to "Restrukturisasi Intelijen Australia"
Posting Komentar