Kisah Pembunuhan Kim Jong-Nam: Operasi Intelijen Korut?

Disclaimer: All photos in this Blog is taken from the internet from many different sources and the copyright belongs to the photographers, news agencies, and authorities of Kuala Luampur International Airport for the CCTV captions.

Hasil penyelidikan sementara Kepolisian Malaysia menyimpulkan ada 6 orang yang terlibat melaksanakan pembunuhan "bermotif politik" terhadap Kim Jong-nam yang juga abang tiri dari pemimpin Korea Utara ketika ini Kim Jong-un.

Kim Jong-nam yakni anak tertua dari Kim Jong-il dari perempuan berjulukan Song Hye-rim lahir pada tahun 1971sedangkan Kim Jong-un lahir pada tahun 1984 dari perempuan berjulukan Ko Yong-hui.

Kim Jong-nam (kiri) dan Kim Jong-un (kanan berjas)

Kim Jong-nam pernah menjadi favorit Kim Jong-il dan merupakan anak Kim Jong-il yang secara publik paling dikenal di Korea Utara, namun kemudian hidup di pengasingan alasannya yakni perbedaan pandangan dan Kim Jong-nam cenderung untuk terbuka dan menjalani kehidupan "playboy" di luar Korea Utara. Beberapa gosip bahkan mengungkapkan Kim Jong-nam telah dibuang.

Kim Jong-nam masa kecil bersama ayahnya Kim Jong-il
6 orang yang diduga terlibat pribadi dalam pembunuhan Kim Jong-nam berdasarkan Polisi Malaysia yakni 2 perempuan dan 4 laki-laki yang berdasarkan sejumlah spekulasi merupakan sleeper agents yang semuanya tinggal di Malaysia direkrut dan dibriefing untuk pembunuhan Kim Jong-nam oleh intel atau mata-mata Korut. 2 Wanita satu berkewarganegaraan Indonesia berjulukan Siti Aisyah dan satu lagi berpasspor Vietnam berjulukan Doan Thi Huong, sedangkan 4 laki-laki yang diduga orang Korea Utara masih dalam pencarian Polisi Malaysia. Disamping itu, Polisi Malaysia juga menahan seorang laki-laki warga negara Malaysia yang merupakan pacar dari Siti Aisyah untuk dimintai keterangan.

Tersangka warga Vietnam Doan Thi Huong (CCTV Bandara)

Tersangka Siti Aisyah (Indonesia)
Baik Doan Thi Huong maupun Siti Aisyah dalam keterangannya menyatakan hal yang sama yakni ditipu untuk melaksanakan prank atau kejutan bercanda dengan bayaran US$100 ibarat dalam acara-acara TV dengan sasaran Kim Jong-nam. Insiden yang mengakibatkan kematian Kim Jong-nam masih simpang siur bagaimana persisnya terjadi. Beberapa media menceritakan serangan dua perempuan terhadap Kim Jong-nam dengan menyemprotkan sesuatu cairan (diduga beracun), kisah lain menggambarkan bahwa perempuan yang satu menyemprotkan cairan ke saputangan dan perempuan yang lainnya menyekakan saputangan tersebut kepada Kim Jong-nam. Sementara spekulasi lain menyebutkan bahwa kedua perempuan telah usang direkrut intelijen Korea Utara dan menjadi eksekutor dalam pembunuhan Kim Jong-nam.

Dari gerak-gerik kedua perempuan di bandara internasional Kuala Lumpur tidak menunjukkan kesan tergesa-gesa melarikan diri, melainkan secara santai meninggalkan bandara dan menunggu taksi.
Tersangka Doan Thi Huong menunggu Taksi (CCTV Bandara)


Tersangka Doan Thi Huong dalam pemberitaan YTN TV Korea Selatan

Tersangka Siti Aisyah di kawal Polisi Malaysia
Berbagai pemberitaan internasional dan pendapat-pendapat dari sumber-sumber media yang mengklaim memperoleh informasi dari pegawapemerintah keamanan dan intelijen menunjukkan spekulasi pembunuhan Kim Jong-nam yakni atas perintah pimpinan Korea Utara Kim Jong-un. Silahkan baca di Reuters, CNN, The Stratit Times, The New Strait Times, Malaysia Today, New York Times, The Telegraph, The Guardian, AP, AFP, Washington Post, dan lain-lain seluruh ada kemiripan opini spekulasi alasannya yakni sumbernya sama, yakni analisa spekulasi. Sementara fakta yang niscaya contohnya pernyataan Kepala Polisi Distrik Sepang ACP Abdul Aziz Ali menolak berkomentar perihal hasil otopsi yang sangat penting untuk pembuktian penyebab utama kematian (baca: Remains of North Korean Man). Selain itu, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi hanya menyatakan bahwa Kedutaan Besar Korut di Malaysia telah menunjukkan konfirmasi terhadap mayit King Jong-nam dan menegaskan bahwa dugaan keterlibatan intelijen Korut hanya spekulasi saja (baca: It is Kim Jong-nam, says Zahid).

Untuk detil kasus Kim Jong-nam, sahabat-sahabat Blog I-I sanggup membaca pemberitaan kematian Kim Jong-nam yang banyak dibahas oleh media massa mainstream internasional maupun lokal Indonesia.

Analisa Spekulasi Blog I-I

Hal pertama yang harus dipastikan sebelum menciptakan analisa perihal kematian atau pembunuhan Kim Jong-nam yakni bukti-bukti forensik termasuk hasil otopsi terhadap mayit Kim Jong-nam yang dilakukan oleh Kepolisian Malaysia. Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi yang terperinci dan detil perihal penyebab kematian Kim Jong-nam, dan besar kemungkinan kasus ini akan tetap misterius alasannya yakni pemeliharaan hubungan diplomatik Malaysia-Korut. Sementara itu, bukti rekaman CCTV dan saksi-saksi serta tertangkapnya tersangka yang melaksanakan agresi spraying with liquid "penyemprotan cairan" atau "penyekaan dengan saputangan" atau "penyemprotan" yang diikuti dengan "pembekapan wajah dengan saputangan selama 10 detik" sebagaimana gosip yang dibocorkan oleh beberapa polisi Malaysia kepada media terperinci menjadikan Doan Thi Huong dan Siti Aisyah menjadi tersangka utama yang gampang dibuktikan keterlibatannya secara pribadi sebagai eksekutor.

Persoalannya kemudian yakni klaim tersangka Doan dan Siti yang menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan uang US$100 untuk agresi mereka kira hanya sebuah prank atau kejutan bercanda dan bukan perjuangan pembunuhan. Mereka menyatakan tidak tahu siapa Kim Jong-nam dan tidak mengerti bahwa apa yang mereka perbuat menjadikan kematian orang yang dikerjai. Klaim tersebut tentunya menunjukkan petunjuk adanya pihak lain yang melaksanakan perencanaan dan memakai Doan dan Siti sebagai eksekutor, itupun apabila benar cairan yang disemprotkan yakni racun yang menjadi penyebab kematian Kim Jong-nam yang harus dibuktikan dengan otopsi yang teliti.

Adanya klarifikasi dari Doan dan Siti mengakibatkan terbukanya beberapa kemungkinan sbb:
  1. Doan dan Siti benar-benar tidak tahu dan ditipu sehingga melaksanakan perbuatan yang sementara ini diduga menjadi penyebab kematian Kim Jong-nam. Dalam operasi asasinasi intelijen, secara teori apa yang menimpa Kim Jong-nam dikenal sebagai open-lost-terroristic. Hal ini agak ibarat dengan operasi pembunuhan pelopor HAM Munir yang juga bersifat open-lost-terroristic. Definisi open merujuk kepada pelaksanan pembunuhan tanpa penyembunyian, contohnya kasus pembunuhan Princess of Wales Diana Spencer yang disembunyikan dengan kisah kecelakaan mobil. Sementara itu, lost merujuk kepada pelaksana pembunuhan akan terungkap langsung, tertangkap atau terbunuh. Namun dalam kasus Doan dan Siti sebagai pelaksana masih harus diteliti lebih lanjut kepada ybs apakah mereka telah usang direkrut oleh Korut ataukah benar-benar kebodohan semata tertipu oleh agen-agen diam-diam Korut. Terakhir terroristic karena dilakukan di kawasan terbuka dan menyimpan pesan kepada publik bahwa sasaran dengan sengaja dibunuh. Sebagai tambahan, mengingat perbuatan yang dilakukan oleh Doan dan Siti sanggup tereksekusi tanpa pencegahan yang berarti, maka operasi pembunuhan tersebut juga masuk dalam kategori simple atau sederhana dimana sasaran kurang waspada atau tidak mempunyai penjagaan yang cukup untuk mencegah terjadinya pembunuhan terhadap dirinya. Teori ini belum meliputi aksara pelaksana pembunuhan yakni sadar sepenuhnya sebagai pembunuh dan tidak sadar bahwa dirinya menjadi alat sanksi pembunuhan. 
  2. Mencermati bentuk prank dengan sprayer diiringi pembekapan (apabila ini benar), maka jikalau kita lihat program TV prank funny video di banyak sekali negara, agresi Doan dan Siti belum tampak sisi kelucuannya dan terjadi sentuhan fisik yang jarang dilakukan dalam acara-acara prank. Beberapa program prank memakai air yang mengenai sasaran umumnya menggambarkan misalnya: ma'af - air kencing dari boneka yang seolah dari anak bayi, patung yang tiba-tiba mengeluarkan air, atau suatu kondisi masuk akal di taman dimana terdapat air yang tiba-tiba terpancar dari penyemprot taman. Namun dalam kegiatan-kegiatan prank yang lebih liar dan bukan dilakukan oleh program TV memang ada apa yang disebut sebagai liquid ass atau liquid fart dimana cairan yang disemprotkan mengeluarkan wangi busuk atau ibarat kentut. Namun bahkan dalam melaksanakan prank liquid fart cukup dengan disemprotkan bersahabat wajah seseorang atau di dalam suatu ruangan atau ke pecahan tangan atau pakaian dll tersebut tidak disertai penyekaan atau pembekapan dengan saputangan alasannya yakni baunya sudah mengundang reaksi sasaran untuk murka atau tertawa spontan. Belum terperinci dalam kasus Kim Jong-nam ibarat apa cairan yang digunakan, ibarat apa kemasannya, dan lain sebagainya, Terlalu jauh untuk berspekulasi. Penampilan liquid ass/liquid fart yang bentuk spray yang biasa dipakai untuk prank ibarat gambar berikut ini.
  3. Pembunuhan asasinasi pada prinsipnya sama saja dengan pembunuhan kriminal berkala yakni biar sasaran terbunuh. Adapun metodenya macam-macam, ibarat dengan memakai tangan kosong (memerlukan skill membunuh yang tinggi dan paham anatomi), senjata tajam (memerlukan skill dasar seni membunuh dan pengetahuan wilayah vital insan yang mematikan), senjata tumpul (memerlukan skill membunuh dan pengetahuan anatomi), kecelakaan (memerlukan perencanaan matang dan pengetahuan teknis jenis kecelakaan), obat atau racun (memerlukan skill perihal dampak obat dan racun dan kombinasinya namun eksekusinya hanya membutuhkan cara bagaimana sasaran tercemar dengan obat/racun), senjata api (memerlukan skill dasar perihal senjata api dan efektifitas penggunaannya contohnya menembak minimal harus 2 kali yakni sasaran jantung dan kepala). Metode tangan kosong, senjata tajam dan senjata tumpul lebih sering dikenal sebagai asasinasi manual, sedangkan penggunaan obat/racun, kecelakaan, dan senjata api dikenal sebagai asasinasi teknis. Kasus pembunuhan Kim Jong-nam masuk dalam kategori asasinasi teknis yang memerlukan persiapan-persiapan.
  4. Terbuka juga kemungkinan bahwa Doan dan Siti benar-benar telah direkrut usang oleh Intelijen Korut, namun hal ini perlu pembuktian lebih lanjut dengan pembuktian adanya komunikasi maupun pengungkapan motivasi contohnya uang. Apabila arus uang dari biro misterius yang menjebak Doan dan Siti hanya sebesar US$100 menjelang sanksi Kim Jong-nam, maka Doan dan Siti mungkin terkena hipnotis berada dibawah dampak biro Korut atau sedemikian naif dan bodohnya untuk melaksanakan perbuatan yang dianggap prank tersebut. Apabila terungkap adanya arus transfer atau pertolongan uang dalam jangka waktu tertentu, maka besar kemungkinan sudah usang direkrut. Perlu disadari oleh Lembaga Intelijen resmi Indonesia, khususnya BIN bahwa Unit Counter Spionase BAKIN pada masa 1970-80-an ketika saya masih aktif pernah menjadi salah satu yang terbaik di dunia dan mengungkap banyak kasus spionase. Selain itu, Jakarta yakni kota para intel atau spy internasional yang menjadi saksi sejarah dunia intelijen. Apabila kekuatan dan kemampuan Intel BIN khususnya kontra spionase masih sebaik dahulu, maka kasus Siti akan sangat cepat sekali terungkap bahkan mungkin sanggup dicegah. Sebagaimana pernah Blog I-I ingatkan berkali-kali dalam sejumlah artikel Blog I-I, bahaya abnormal dan kegiatan intel-intel abnormal di Indonesia sudah mencapai keadaan yang sangat memprihatinkan alasannya yakni kegiatan kontra spionase Indonesia sangat lemah dan mungkin sudah saatnya dilakukan "integrasi" dengan Intelijen Kepolisian biar Kontra Spionase mempunyai dasar aturan dan pro justicia sehingga lebih gampang eksekusinya. Hal ini akan meningkatkan efektifitas konter spionase sebagaimana dilakukan oleh FBI dan banyak sekali organisasi intelijen dunia lainnya dimana konter spionase harus mempunyai backup aturan positif yang berlaku di suatu negara. Selain memudahkan isu-isu diplomatik dengan proses deportasi jikalau ada intel abnormal berpasspor diplomatik melampaui batas kegiatan diplomatiknya dengan melaksanakan operasi intelijen, pendekatan polisionil juga memudahkan penangkapan dan pengungkapan secara lebih cepat.
  5. Berbagai informasi yang diterima Blog I-I dari kasus Kim Jong-nam masih terlalu sedikit untuk sanggup dipakai sebagai acuan analisa lebih jauh. Semuanya masih bersifat spekulasi dan kemungkinan besar tidak akan terungkap dan dua tersangka Doan dan Siti akan menjadi korban sesuai dengan teori lost terlepas dari fakta apakah Doan dan Siti sadar dan telah direkrut oleh Korut ataupun keduanya tidak sadar dan ditipu.
Demikian catatan Blog I-I, semoga sanggup menjadi materi pembelajaran kita bersama dan juga meningkatkan kewaspadaan kalangan intelijen, khususnya unit kontra spionase BIN biar sanggup dikembangkan menjadi unit yang handal dan melebihi kejayaan di masa kemudian yang disegani organisasi intelijen asing.

Salam Intelijen
Salam Waskita
Senopati Wirang  

Sumber https://intelindonesia.blogspot.com

0 Response to "Kisah Pembunuhan Kim Jong-Nam: Operasi Intelijen Korut?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel